Kamis, 18 Juli 2013

#DuetPuisi @dzdiazz dan @WE_Dewie

– @dzdiazz

Ini pantaiku
Setiap petang, angin menyala-nyala. Aku adalah penghuni yang setia menjatuhkan diri dan hati dari angan. Menunggu pelancong singgah menyandarkan kapal, mengisi hampar pasir dengan wangi jejak baru, yang akan kembali memulangkan angan ke dalam diri dan hati.

Aku berharap kamu datang dan hari menjadi lebih panjang, seperti bentangan pantai yang hanya sanggup aku pandang. Sendirian. Bahkan kata-kata yang ditulis pujangga tak mampu menjangkau ujung ke ujungnya. Dan takdir puisi hanya melingkar-lingkar di jantung debar.

Pantai ini masih penuh kekosongan. Tak ada yang menyetubuhi pasirnya selain angin yang terburu-buru.

Perjalananmu yang jauh nan lelah, semoga tiba di dermaga kecil usang. Tapi tenanglah, ujung dermaga terbuat dari kayu-kayu yang setiap waktu kuajari ketabahan menunggu. Ia tidak lapuk.

Ini pantai di mana kau bisa mengubah pasir menjadi desir.
Ini dermaga di mana kau bisa menjatuhkan jangkar dan melabuhkan debar.



– @WE_Dewie

Untuk @dzdiazz 

Aku selalu menghadiahkan tawa dan melukisnya bersama senja.
Tidakkah kau rasakan itu?
Lalu, mengapa masih ada kekosongan dalam lembaran kisahmu?
Cobalah kau gulung masa lalu bersama deburan ombak
Biar kumampu menyinggahi dermaga kecil nan usang seperti katamu.
Sekarang tak perlu kau hiraukan tentang sebuah tawa yang telah terlukis
Aku akan kembali bersama senja
Memadupadankan lewat bulir-bulir hujan
Dan kau dapat merangkulnya di tepi dermaga keindahan. 


Puisi balasan dari @WE_Dewie
        Rabu, 17 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar