Kamis, 18 Juli 2013

#DuetPuisi @ixalrizqi dan @mutiaamalia

­– @ixalrizqi

Di sudut peron itu 
Cinta telah memulai dengan sederhana
Disinilah aku;
Memandangmu dari jauh
Kemudian bunga-bunga di dada bermekaran

Biar saja mereka sebut aku pengecut
Aku terlalu takut membuat wajahmu kecut

Amalia, jika aku cukup bernyali
aku ingin mengatakan:
“Kamu satu-satunya pelangi yang dapat kulihat tanpa harus
menunggu deras hujan."

Di sudut peron itu
Cinta telah memulai dengan 
sederhana
Saat lambaian terakhir matahari
Aku berharap melihatmu di situ, seperti biasa.

Biar saja mereka sebut aku pengecut
Aku yang pandir ini disampingmu? rasanya tak patut

Amalia, jika aku cukup bernyali
aku ingin mengatakan:
“Letakkan tanganmu di dadaku, agar kau paham debar tiap kali melihatmu."



– @mutiaamalia

Di bangku kayu itu, aku duduk termangu
Menengok sesekali ke arahmu yang tiba-tiba saja memenuhi imajinasiku
Di sinilah aku;
Yang hanya mampu berharap dan menunggu agar sosokmu menghampiriku
Kemudian Tuhan mendengar semua permintaanku..
Siapa yang peduli jika orang lain memanggilku si pemimpi?
Jika aku terus berimaji ketika suatu saat nanti akan ada kamu yang terus mengisi hari-hari
Jika aku adalah satu-satunya pelangi untukmu
Akankah aku hilang ketika nanti ada sosok yang berseri seperti matahari?

Akankah aku tenggelam ketika nanti datangnya malam?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar