Kamis, 18 Juli 2013

#DuetPuisi @fika_hamzah dan @penagenic

– @fika_hamzah

Untuk @penagenic

Hai, dirimu. 
Ada kabar baik apa dalam hidupmu?
Pun kabar buruk apa yang menorehkan luka padamu?
Ceritakan padaku semaumu.
Namun izinkan aku beraksara dulu.
Aku teringat...
Kita pernah punya cerita di balik terik, ketika menyusuri setapak rumput penuh duri namun tak terasa perih.
Kita pernah punya cerita di balik jingga, ketika menyaksikan senja di bibir pantai yang rapuh namun selalu teduh.
Kita pun punya cerita di balik malam pekat, ketika di pinggir trotoar bergandengan tangan pun terasa surga.
Asal kamu tahu,
Aku masih punya persediaan detik masa.
Detik masa untuk perjumpaan kita yang tak lagi semu. 
Detik masa untuk mengulang lagi semua itu. 
Aku masih menunggu...

Tertanda, @fika_hamzah

Jakarta.
Selasa, pukul 12.21 siang



– @penagenic

Kelopak senja mulai terbuka
Kalimat ini hanya menjadi geming, ketika rindu menjadi penguasa kahar di kepalaku
Menghunus matamu yang kerling, senyummu yang bening
Bulu mata yang menyaput cuaca,
Juga kedipan yang seolah membuka tirai surga
Seluruhnya, sedang akrab dengan ingatan yang menempuh sejarah di setapak jelita

Tak seperti puisi yang belum sempat kauberi judul lalu kau hilangkan, Fika
Aku meminjam paruh angsa untuk melubangi jantungmu yang tembaga
Membaca debarmuu yang sederhana,
Merapatkan bibir dan kening yang gelisah
Dibatasi jarak ratusan purnama

Musim tak juga membaik, aku semakin kerdil
Lidah kita beku, melumat getir ludah di lidah masing-masing
Tak ada lagi waktu untuk aku tidur di semak-semak
Mendamaikan dada yang tak kunjung diziarahi peluk
Mendengar hembus yang didongengkan napasmu
Hingga jarak ini tak terasa asam melukai lambung temu

1 komentar: