– @didochacha
Pagi. Aku memulai hari dengan rindu
Ada bunyi tulang-tulang mengigil mencoba menghangatkan sepi
Remah-remah matahari serupa es
Kulihat burung terlambat berkicau dan embun masih betah dipepohonan
Ada bunyi tulang-tulang mengigil mencoba menghangatkan sepi
Remah-remah matahari serupa es
Kulihat burung terlambat berkicau dan embun masih betah dipepohonan
Petang. Sendu dan merahnya langit
saling berpelukan
Maka kusematkan lirik-lirik rindu disana bersama basahnya janji kita
Berharap akan terbaca di langit matamu
Maka kusematkan lirik-lirik rindu disana bersama basahnya janji kita
Berharap akan terbaca di langit matamu
Malam. Kubunuh rindu dengan
setangkup kecemasan
Tapi tak berhasil jua mempersempit jeda antara kota kita
Tapi tak berhasil jua mempersempit jeda antara kota kita
Pagi-Petang-Malam. Aku berusaha
memecah gumpal yang semakin pekat : Rindu
#Duetpuisi
dengan @ridoarbain
– @ridoarbain
Rindumu mengintai setiap hari
Mengeja titian dengan langkah-langkah sunyi
Begitu pun aku...
Rinduku mencumbu malam, menjemput dini
Menyeretnya hingga menganak mimpi
Pundak kita sudah lama tak bersisian
Meski lama, aku masih ingat kapan
Begitu pun kamu...
Seingatmu, tangan kita pernah berantukan
Sebentar, namun mampu hadirkan debaran
Ini tentang rindu, katamu
Bagiku, ini lebih dari itu
Begitulah kita...
Setiap hari, setia mengeja waktu
Menikmati rindu hingga tiba saatnya bertemu
__________________________
Puisi balasan
untuk @didochacha dalam #DuetPuisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar