Kamis, 18 Juli 2013

#DuetPuisi @siputriwidi dan @PriaHujan

– @siputriwidi

Mengapa menunggu?
Seperti daun gugur yang menjadi bodoh
Diterpa angin ke sana kemari
Manalah tahu akhirnya bagaimana, atau sampai di mana

Mengapa menunggu?
Katamu hati tak bisa lari dari ikatnya
Aku tahu, memang jatuhmu tak terduga
Tapi bukan hatiku juga yang ingin mengikatmu

Mengapa menunggu?
Adalah kata-kata yang menjadi repetisi bibirku untuk bibirmu
Pernah ada waktu yang memintaku untuk menyediakan kopimu
Kau sendiri tahu, kopi itu sekarang sudah dingin

Seharusnya kau sadari bahwa selalu ada keruh
Yang menjadi penyerta kata cinta
Tak pernah aku menyuruhmu mengeruhkan hatimu, lebih lagi
Meski demiku

Lalu, mengapa menunggu?
Segelas kopi hitam yang dingin itu telah lama menertawakanmu


tengah gerimis dan angin
Jampang Kulon, 17 Juli 2013
ditulis untuk #DuetPuisi bersama @PriaHujan



– @PriaHujan

Aku duduk disini,
Menikmati segelas kopi yang datang terlambat
Kupesan untuk menemani,
sambil menunggumu.

Aku duduk disini,
Ditemani beberapa lagu yang semakin asing di telingaku
Menemani diriku,
Sambil menunggumu.

Duduk disini, sendiri
menulis kata yang tak ingin bosan kueja.
Menemani diriku,
Namamu.

Duduk, ingin beranjak,
Bangku bambu ini sudah kepanasan mendengar celotehanku sendiri.
Yang sudah bosan menemani,
Menunggumu.

Tapi aku tetap ingin duduk disini, 
bersama lagu dan segelas kopi yang sudah tinggal ampas.
dan beberapa orang asing yang lalu lalang

Hanya untuk menunggumu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar